Desa Sido Mulyo berdiri sejak zaman penjajahan Belanda (kolonisasi) tahun 1937. Pada saat itu Pemerintah Kolonial (Belanda) mendatangkan penduduk dari pulau Jawa yang disebut kolonisasi, sebanyak 1.100 Kepala Keluarga dan di dirikan desa-desa baru yaitu: Sidomulyo, Triyoso, Sidorahayu, Sumber Suko, Pujorahayu, Sukosari, Tegal Rejo, Sidogede, Bedilan dan Harjowinangun. Semenjak Tahun 1938 sampai dengan Tahun 1964, Desa Sido Mulyo menjadi Ibu Kota Kecamatan Belitang.

Adapun periodesasi kepemimpinan Kepala Desa Sido Mulyo sebagai berikut :

Dari awal berdiri Desa Sido Mulyo terdiri dari 9 Dusun dan 25 RT, yaitu :

Dusun 1 : Sido Mulyo dengan jumlah RT ada 3 (tiga)

Dusun 2 : Bumiarum dengan jumlah RT ada 6 (enam)

Dusun 3 : Solo dengan jumlah RT ada 3 (tiga)

Dusun 4 : Jogya dengan jumlah RT ada 2 (dua)

Dusun 5 : Argokoyo dengan jumlah RT ada 2 (dua)

Dusun 6 : Sidokaton dengan jumlah RT ada 2 (dua)

Dusun 7 : Banyumas dengan jumlah RT ada 3 (tiga)

Dusun 8 : Badran dengan jumlah RT ada 2 (dua)

Dusun 9 : Argopeni dengan jumlah RT ada 2 (dua)

Kemudian pada Tahun 2006, Desa Sido Mulyo mengalami pemekaran Desa yaitu :

• Dusun 5 Argokoyo (2 RT) dan Dusun 9 Argopeni (2 RT) menjadi Desa Persiapan Argomulyo.
• Dusun 6 Sidokaton (2 RT) menjadi Desa Persiapan Giri Mulyo.

Sehingga jumlah Dusun Desa Sido Mulyo, menjadi 6 Dusun dan 19 RT.

Pada Tahun 2009 Dusun 2 Bumiarum dimekarkan menjadi 2 Dusun yaitu:

• Dusun 7 Bumi Mulyo, dengan jumlah RT ada 3 (tiga) dan;
• Dusun 8 Bumi Jaya, dengan jumlah RT ada 2 (dua);

Sedangkan Dusun 3 Solo dimekarkan menjadi 1 Dusun, yaitu Dusun 9 Sidomukti Solo, dengan jumlah RT ada 2 (dua).

Sehingga sampai dengan saat ini jumlah Dusun dalam Desa Sido Mulyo, berjumlah 9 Dusun, dengan jumlah RT ada 21 RT.